17. Nyapih
Pada usia 18 bulan atau sampai dengan 2 tahun saatnya nyapih, atau memutus bayi dari ketergantungan minum air susu ibu. Agar bayi yang disapih tidak menangis berkepanjangan dan atau disertai dengan badan panas, diadakan upacara kecil-kecilan.
Ubarampenya: pengaron, tempayan air dari gerabah, diisi air dan beri kembang telon. Pengaron tersebut diletakkan di bawah pohon pisang. Selanjutnya bayi yang disapih diemban (digendong dengan selendang) dibawa keliling rumah tiga kali. Selama memutari rumah dikidungkan mantra tembang Kinanthi dengan syair sebagai berikut:
Cep menenga anakku ywa nangis
angur ageguyon
tak opahi kitiran kang gedhe
yeyasane Sang Hyang Maha Jati
lir ilir sumilir
silir Sang Hyang Bayu
(Cup berdiamlah anakku jangan menangis, lebih baik bersenda gurau, saya beri hadiah kincir angin yang besar, buatan Tuhan, semilir sejuk segar, sejuk segar dari dewanya angin.)
Setelah selesai keliling rumah tiga kali, kepala si Bayi dibenturkan dengan lembut di batang pisang tiga kali dengan harapan agar otak si bayi encer, cerdas dan lantip. Selanjutnya bayi dimandikan dengan air kembang telon yang telah disediakan dalam tempayan. Kembang telon = bunga tiga macam yaitu bunga kenanga atau bunga kanthil, bunga Melati dan bunga mawar. Dimandikan dengan air bunga tiga warna, dengan harapan agar si bayi sehat sentausa menjalani kehidupan di tiga dunia, dunia atas dunia para dewa, dunia Tengah dunia manusia serta dunia bawah dunia binatang.
(Herjaka HS)
No Comments