Adalah titik air yang memantulkan tujuh warna cahaya nan indah. Dalam serat Arjuna Wiwaha yang ditulis oleh empu Kanwa pada tahun 1019 Masehi, keindahan pelangi digambarkan dengan keindahan tujuh bidari yang bernama: Batari Supraba, Batari Wilutama, Batari Warsiki, Batari Surendra, Batari Gagar Mayang, Batari Tunjung Biru dan Batari Lengleng Mulat. Ketujuh Bidadari tersebut turun dari kahyangan membentuk titik-titik air berwarna pelangi menuju gunung Indrakila, untuk menggoda Arjuna atau Herjuna yang artinya sumbernya air (her = air, Jun = tempat air). Peristiwa tersebut digambarkan sebagai lengkungan pelangi dari langit menuju sendang. Sungguh indah mempesona.
Jika saat ini, terutama di Jakarta (gambar Monas dan gedung-gedung) air tidak indah lagi, bahkan menjadi sumber bencana, tentunya ada yang salah dalam mengelola air.
Rainbow
It is a water molecule that refracts seven beautiful lights. In Arjuna Wiwaha, a book written by Empu Kanwa in 1019, the beauty of rainbow was personalized as the beauty of seven goddess named: Batari Supraba, Batari Wilutama, Batari Warsiki, Batari Surendra, Batari Gagar Mayang, Batari Tunjung Biru, and Batari Lengleng Mulat. Those seven goddess went down from heaven forming water drops with rainbow color and headed to Indrakila mount, to tempt Arjuna or Herjuna, his name meant water container. That event described as a rainbow from the sky down to a water spring. A breathtaking beauty.
But now, especially in Jakarta, water is no longer beautiful. Instead it cause a disaster, there must be mistakes in managing the water.
Oil on canvas 100 cm x 150 cm
No Comments