Mengingat tugas yangdiembannya, -untuk memomong manusia agar senantiasa berada pada jalan yang benar sesuai dengan kehendak Tuhan Hyang Maha Kuasa-menghadapi banyak kendala bahkan perlawanan, Semar ‘turun mesin’ meninggalkan dunia ramai untuk menyempurnakan dirinya dengan bertapa. Jika kemudian raga Semar tinggal tulang belulang, dapat diartikan bahwa Semar sudah tidak pernah ‘ngaruhke’ manusia yang diemongnya atau bisa juga Semar sudah tidak pernah dibutuhkan manusia bahkan telah dilupakan.
Semar Had an Asceticism
For his heavy duty as guide for human to be always in God’s way, Semar became an ascetic. He did that because so much power in the world against him.
His fat body became so skinny. That could be mean that Semar was never bother to think about human anymore, or it could be theopposite.
Oil on canvas 80cm x 60cm karya herjaka HS 2001 Collected by former South Africa Ambassador
No Comments