Inilah Aji Candrabirawa milik Prabu Salya yang menyerang Puntadewa di perang Bharatayudha hari ke-18. Wujudnya ribuan raksasa kecil dengan naluri keganasan yang mengerikan. Namun kali ini Candrabirawa kena batunya. Sepanjang hidupnya Puntadewa tidak pernah membenci sesamanya. Walau pun itu musuhnya. Oleh karenanya ketika dirinya dipaksa menjadi senapati perang, ia membiarkan dirinya diserang oleh musuhnya, dan tidak sekali-pun membalas. Apalagi membunuh raksasa-raksasa Candrabirawa. Malahan ia membiarkan darahnya dihisap oleh raksasa ganas itu. Darah yang putih, darah yang suci yang dimiliki Puntadewa itulah yang mengalakan keganasan Candrabirawa.
This is Prabu Salya’s Aji Candrabirawa who attacked Puntadewa in the 18th day of the Bharatayudha war. It was in the form of thousands of tiny giants with a terrible instinct for ferocity. But this time Candrabirawa hit the stone. All his life Puntadewa never hated each other. Even though that was his enemy. Therefore, when he was forced to become a warrior, he allowed himself to be attacked by his enemies, and never retaliated. Moreover, killing the Candrabirawa giants. Instead he let his blood be sucked by the ferocious giant. White blood, the sacred blood possessed by Puntadewa is what ignites Candrabirawa’s ferocity.
oil on canvas 150 x 80 cm Karya herjaka Hhs 2020
No Comments