21. Jatidiri

21. Jati Diri.

Kakang Kawah (air ketuban), Adi Ari-ari (plasenta), Darah dan Pusar yang menyertai saat bayi lahir  selalu berperan hingga bayi dewasa. Keberadaan empat saudara gaib tersebut akan ada bila disapa, dan akan berkarya bila diminta. Sebutan sedulur papat lima pancer  menunjuk pada keberadaan mereka berempat, yang ada dan bersama dengan sang pancer yang adalah jati diri manusia.  

Pada tahapan kreatif, empat saudara yang mengelilingi sang pancer dapat disebut secara urut dengan; cipta, rasa, karsa, karya. Tahap pertama adalah cipta, mulai dari pikiran akal budi yang mulai dari kepala atau otak. Tahap kedua adalah rasa; merasa-rasakan apa yang telah dipikirkan. Pas atau tidak, benar atau salah. Tahap ketiga adalah karsa, memilih apa yang telah dirasakan dan dianggap benar dan baik. Tahap keempat adalah karya, apa yang telah dipilih di eksekusi dan dikerjakan.

Dalam pewayangan, manusia yang telah dewasa dan menjadi pancer digambarkan sebagai ksatria (bambangan). Sedangkan sedulur papat adalah Semar, Gareng, Petruk, Bagong, panakawan yang artinya teman yang ‘dong’ tahu benar apa yang terbaik bagi sang pancer.

Semar adalah cipta yang berada di kuncung putih, Gareng adalah Rasa, digambarkan dengan tangan cekot dan kaki pincang yang berfungsi untuk merasa-rasakan apa yang telah dipikirkan. Petruk adalah karsa, dengan tangan panjang yang menuding ke sana-kemari, ke atas dan ke bawah untuk memilih apa yang telah dirasakan benar dan baik. Bagong adalah karya, dengan lima jari tangannya yang membuka, untuk mengeksekusi serta mengerjakan apa yang telah dipilih. (herjaka HS)

#herjakaart #jatidiri #siklushidup

No Comments

    Leave a Reply