Curhat Tiga Sahabat

Narada, Togog, Semar mempunyai tugas yang sama, yaitu sebagai pamomong. Ketika mereka bertiga duduk dalam satu meja dan curhat berkaitan dengan tugas mereka masing-masing, Narada sebagai Patih para elit (dewa) berkisah bahwa yang diemongnya sebagian besar patuh padanya. Kecuali Batara Guru yang menjadi raja, jika sudah disandera oleh kepentingan Batari Durga istrinya dan  Dewa Srani anaknya, Beliau tidak menuruti nasihatnya. Demi pangkat, derajat dan kedudukan, nilai-nilai luhur yang selama dijaga Bersama, bakal ditabrak.

Menurut Togog apa yang dialami Narada itu masih mendingan karena secara keseluruhan masih patuh pada nasihatnya, kecuali batara Guru, itu pun hanya sesekali nabrak nilai-nilai yang disepakati. Tidak demikian dengan yang diemong Togog. Raja-raja Sabrang yang sukses dan kaya-raya. Mereka tidak pernah menuruti nasihat baiknya. Mata, hati dan pikirannya tertutup oleh hal-hal duniawi. Tujuan hidupnya adalah menumpuk kekayaan duniawi, harta benda dan wanita.

Semar paling beruntung, para ksatria yang diemongnya selalu menuruti nasihatnya, hidup mereka mengarah kepada anugerah Illahi yang berupa wahyu.

Jika Narada, Togog, Semar mengkolaborasikan momongannya masing-masing, maka akan didapatkan sebuah sketsa tentang manusia secara utuh. Di satu sisi manusia menghidupi ambisi mengejar derajat pangkat, kedudukan serta menumpuk harta duniawi sebanyak-banyaknya. Sedangkan di sisi yang lain, manusia berupaya menjalani laku secara rajin, tekun dan sabar untuk mendapatkan anugerah Tuhan berupa wahyu.

Cat minyak pada kanvas

150 x 120 cm

Herjaka HS 2023

No Comments

    Leave a Reply